Haloooo!
Hari itu cuaca lumayan tidak bersahabat. Saat saya tiba di pelabuhan bersama teman-teman yang akan berangkat ekspedisi, langit abu-abu tua dan hujan ringan melanda. Tapi hal itu tentu tidak menyurutkan semangat kami yang ingin berangkat ke pulau, apalagi saya yang begitu bersemangat mengunjungi pulau yang tidak pernah saya datangi dan mewujudkan salah satu goals saya bulan Februari ini; unplanning trip. Ha-ha-ha.
Fiuhh, akhirnya saya kembali menulis lagi setelah hampir 3 bulan lamanya.
Dan tulisan kali ini pun mengawali challenge yang saya buat bersama rekan saya, kak Arez, yaitu #NulisPekananChallenge. Seperti yang saya jelaskan di akun pribadi instagram saya (@alfardwi), challenge ini kami buat dengan alasan ingin terus membuat sesuatu yang bisa bermanfaat bagi orang lain, bisa melatih kepenulisan kita, melatih kita untuk berkomitmen dalam menulis, dan juga saling berbagi informasi.
Nah, jika kalian ingin ikutan, jangan sungkan! Silahkan upload tulisan kalian di blog kalian di setiap hari Jum'at, kemudian promosikan tulisan kalian di sosial media kalian dengan hastag #NulisPekananChallenge. Ayo saling berbagi cerita! (:
----------
And here we go...
Pekan lalu, pada 08 Februari, saya berkesempatan mengikuti Ekspedisi Sikola Cendekia Pesisir di salah satu pulau yang ada di Kabupaten Pangkep yaitu Pulau Pajenekang.
Hari itu cuaca lumayan tidak bersahabat. Saat saya tiba di pelabuhan bersama teman-teman yang akan berangkat ekspedisi, langit abu-abu tua dan hujan ringan melanda. Tapi hal itu tentu tidak menyurutkan semangat kami yang ingin berangkat ke pulau, apalagi saya yang begitu bersemangat mengunjungi pulau yang tidak pernah saya datangi dan mewujudkan salah satu goals saya bulan Februari ini; unplanning trip. Ha-ha-ha.
Selama berada di tengah laut, tentu lumayan tidak baik-baik saja, in my opinion. Dengan cuaca yang semakin tidak bersahabat, angin lumayan kencang, hujan yang semakin deras, membuat saya tak berhenti menenangkan diri. Meskipun penumpang lainnya yang kebetulan bersama kami saat itu di kapal mengatakan tidak apa-apa.
Satu jam lebih yang kami butuhkan untuk tiba di pulau. And as you imagine guys, saya merasa amat bersyukur menginjakkan kaki di dermaga pulau, feel so thankful ombak laut tidak mengguncangkan kapal, meskipun harus kehujanan menuju rumah pak dusun.
Oiya, untuk berkunjung ke pulau ini tidak menghabiskan uang banyak. Ala-ala backpacker lah, ya. Cukup bawa bekal, menyiapkan uang sepuluh ribu untuk biaya parkir, menyiapkan uang dua puluh ribu untuk biaya kapal ke pulau. Dan jika beruntung, kalian tidak perlu membayar uang kapal. Jika beruntung. He-he.
Lalu, apa saja yang saya lakukan selama di pulau? Tentu mengelilingi pulau, bermain bersama anak-anak kecil, berkunjung ke dermaga, berkunjung ke rumah warga, bertamu, mengobrol, daaaannnn yang paling penting adalah, MAKAN! Seriously, saya tidak pernah merasa lapar selama di pulau, baru duduk sebentar saja sudah disuguhi makanan, jalan-jalan atau mampir disuguhi makanan lagi.
Dan apa saja keunikan pulau ini? Ini adalah 7 keunikan Pulau Pajenekang yang saya rangkum bersama teman ekspedisi saya, kak Sam dan kak Novi.
1. Air lautnya bersih, cantik, dan jernih!
Saya tidak akan pernah berhenti jatuh cinta dengan yang satu ini setiap berkunjung ke pulau dan menjadi hal yang selalu saya rindukan; laut!
Mungkin sama seperti halnya dengan pulau-pulau lain yang saya kunjungi, pulau ini pun memiliki laut yang bersih dan sangat cantik jika diterpa cahaya matahari. Di saat langit abu-abu saja, alias mendung, kita bisa melihat dasarnya apalagi saat cuaca cerah. And I swear to you guys, sunset di pulau ini akan terasa indah, aman, juga damai. Sejuklah rasanya.
Tapi ada minus dari ini pemirsa. Bibir pantainya tercemar dengan sampah-sampah meskipun termasuk sampah alam dan sedikit sampah rumah tangga.
Tapi tetap tak enak dipandanglah, ya (:
2. Warganya sangat ramah!
Mengapa begitu? Ya, karena.... seperti itu. Ha-ha-ha.
Karena saya ke pulau ini memiliki tujuan sebenarnya alias bukan hanya sekadar jalan-jalan, yaitu survey pulau, automaticly saya harus mengelilingi pulau dan berkunjung ke beberapa rumah warga pulau, termasuk dua rumah kepala dusun pulau ini (fyi, di pulau ini memiliki dua dusun).
Setiap kali berkunjung dan mengobrol, paling tidak kami disuguhi minuman dan beberapa jenis buah, atau langsung dipanggil makan dengan berbagai jenis olahan ikan yang disajikan. Seperti yang saya bilang sebelumnya, cacing-cacing di perut saya tidak pernah protes minta makan, saya makan sehat dan teratur (iya, biasanya emang tidak pernah teratur) haha.
Dan juga, setiap kali berpapasan dengan warganya mereka semua murah senyum! Sangat murah senyum lah ya, dibandingkan orang-orang di kota kalau disenyumin malah diliat aneh wkwk.
3. No gadget time, dong!
Bisa dikatakan pulau ini memiliki jaringan yang kuat, pun terbilang ekonomi masyarakat pulau ini berada di tingkat menengah ke atas. Tapi sepanjang saya berada di pulau ini, saya tidak pernah melihat anak-anak ataupun pemudanya menggunakan gadget atau alat komunikasi lainnya. Orang tua di pulau ini pun hanya memakai ponsel yang bisa telepon atau mengirim pesan saja.
Dan anak-anak kecil disana sangatlah ramah, ceria, meskipun sedikit pemalu ketika awal berkenalan. Mereka senang tertawa. Dan saya berharap bisa bertemu mereka lagi (:
4. Baksonya oval!
Ini sih, sangat unik menurut saya dan teman-teman, lumayan menggelitik perut kami saat melihat bakso berbentuk oval ini, dimana yang seringnya kami lihat bakso itu bulat. Tapi jangan salah pemirsa, bakso oval yang terbuat dari daging ayam ini menjadi favorit masyarakat pulau. Begitu mencobanya, rasanya tak kalah enak dengan bakso favorit saya. Dengan harga yang menurut saya sangat murah, cukup dengan sepuluh ribu saja kita sudah kenyang.
Sore itu saya menyantap bakso oval ini seharga sembilan ribu (cukup fantastis kata teman saya juga termasuk saya yang makan paling banyak haha) bersama teman-teman dan juga anak-anak disana. Ya, emang banyak sih, karena saat makan malam tiba dengan suguhan berbagai macam jenis dan olahan ikan, saya tidak makan akibat kekenyangan bakso oval! Lol.
5. Ada acara tahunan!
Saat berkunjung ke rumah guru sekolah dasar disana, kami mengobrol dan
mendengarkan cerita mengenai apa yang masyarakat lakukan dalam
kesehariannya, apa yang menarik dari pulau ini, dan banyak hal lainnya. Mereka, si Pak Guru dan Bu Guru, menceritakan perihal acara tahunan yang sering diadakan di pulau ini. Ribuan bahkan puluhan ribu kelapa dan juga bahan-bahan makanan lainnya sering kali dikirim ke pulau ini dalam menyambut acara tahunan. Acara tahunan yang tentunya sudah menjadi tradisi pulau, bernama 'Tammu Taung' yang sering diadakan pada hari Jum'at pertama bulan Muharram dan berlangsung selama 3 pekan.
Kata Bu Guru, Tradisi Tammu Taung ini sangat popular, mengundang perhatian begitu banyak orang sehingga pulau ini sangat ramai ketika acara berlangsung, ribuan katanya. Tentu kami sangat penasaran seperti apa dan bagaimana konsep acara ini, sehingga kami sangat excited dan berencana akan berkunjung begitu acara ini akan dilaksanakan tahun ini.
Dari yang saya baca mengenai tradisi ini di faktualsulsel.com, acara ini merupakan acara yang sakral. Jika penasaran dan ingin tahu lebih lanjut, kalian bisa membacanya di portal tersebut.
6. Dodol Purba ?
Pasti kalian merasa terheran-heran saat membaca judul nomor ini. Sampai sekarang pun, saya pun masih heran haha.
Masih di rumah Bu Guru, akhirnya saat kami bertanya apa yang paling khas dari pulau ini dalam kategori olahan atau makanan, mereka mengatakan 'dodoro' atau biasa disebut dodol. Katanya, dodol ini sangat berbeda rasanya pun juga daya tahan makanannya. Kami pun penasaran dan akhirnya mereka memperlihatkan kami dodol yang mereka buat yang sudah berusia kurang lebih 7 bulan! Wow!
Kak Sam, salah satu teman ekspedisi saya, mengatakan ini adalah 'dodol purba'. Kami terkejut, takjub, merasa aneh, pun tertawa. Kami kembali dikejutkan, terlebih saat bu guru ini mengatakan dodol yang mereka buat ini memiliki daya tahan selama 3 bulan untuk di makan sebagai dodol. Jika sudah lewat, seperti nasib si dodol berusia 7 bulan ini, pun masih bisa di konsumsi. Gillllssss!
Tapi jika ingin menyantap dodol berusia tua ini lebih mantap, katanya diolah bersama bahan makanan lain. Contohnya seperti memotong dodol purba ini sesuai selera lalu dicampurkan dengan telur dan kemudian di goreng. Oke guys, memang terdengar aneh, tapi nyata dan enak!
Jika ingin mencoba si dodol purba ini yang katanya selalu menjadi incaran wisatawan, ayo ke Pulau Pajenekang!
7. Kepala Dusun!
Lagi dan lagi, kami kembali tergelak pun sangat terkejut mengetahui fakta ini. Mungkin karena kami baru mendapati hal seperti ini, makanya kami terkejut. Dan pada akhirnya, kita menjadikan fakta ini menjadi urutan teratas diantara semua hal unik yang kami susun.
Pulau ini memiliki dua dusun, yaitu Dusun Utara dan Dusun Selatan. Saat kami baru tiba di pelabuhan, kami langsung mengunjungi rumah Kepala Dusun Utara. Kami berbincang dengan sang pemilik rumah cukup lama dan mengira beliaulah si Kepala Dusun. But guess what ketika kami bertanya mengenai Kepala Dusun Utara ini? Katanya, beliau tidak ada dan sedang kuliah di kota. Kami seketika terdiam dan saling melihat satu sama lain.
Dari yang dijelaskan si Bapak, orang tua dari Kepala Dusun, beliau (Kepala Dusun) sedang melanjutkan studi untuk meraih gelar S1. Dari foto yang diperlihatkan kepada kami, saya melihat beliau masih muda (mungkin berusia sekitar 22-23 tahun) dan berasal dari jurusan ilmu kesehatan.
Saat kami juga berkunjung ke Dusun Selatan karena ingin berbincang juga dengan beliau, kami pun kembali tak kalah terkejut. Beliau pun tak ada dirumah dan kami juga diberitahu beliau sedang kuliah di kota.
And guess what guys?
Kepala Dusunnya perempuan.
Dan dia masih semester dua!
Itulah informasi yang kami dapatkan. Cukup mencengangkan. Unik. Dan yeah... i'm speechless.
Kemudian bertanya dalam hati, saya bisa tidak, ya menjadi kepala dusun juga? Hahahaha.
-------------------
Itulah 7 keunikan yang kami rangkum, saya-kak Sam-kak Novi, selama berada di Pulau Pajenekang ini.
Semoga bermanfaat!
Warm regards,
Alfar.
Wah tulisannya menginspirasi sekali😍
BalasHapusPengen rasanya ke pulau ini:")