Jreng
jrengggg!
Cieee balik
lagi nih, di blog Suka Suka Alfaaaarrrr! Astaga, ku terlalu hyperactive hari ini, bawaannya semangat
mulu wkwk. Tapi gakpapalah, bukannya ini pertanda baik? Jangan lupa untuk
terus berbahagia, teman-teman! Karena kamu gak akan tahu, senyum atau tawa
manamu yang akan membuat orang lain ikut tersenyum dan merasa bahagia (: Oh ya, selamat hari ke-12 berpuasaaa!
Kali ini
aku akan menulis yang sedikit berbeda dengan beberapa hari sebelumnya. Aku
tahu, kamu pasti bosan mendapati review yang
melulu tentang buku/novel. Kamu tentu bisa menebak dari judul dan foto
pembukanya, dong!
Benaaarrr! Hari ini aku mau membuat honest review tentang instant
camera. Hihi!
Mari kita
mulai dalam hitungan ketiga!
Tu,
Wa,
Ga.
![]() |
Dok. Pribadi |
Terimakasih
telah memaklumi keanehan aku hari ini, readers.
Aku akan berusaha maksimal takkan mengulanginya lagi di tulisan selanjutnya
(:
Oke, lets start!
Jika
mendengar instant camera, tentu kita
bisa langsung mengingat dan mengatakan Polaroid atau Instax.
Apa itu Polaroid?
![]() |
google.com |
Jika mendengar atau melihat sebuah foto dengan bingkai putih khas-nya, tentu kita bisa langsung tahu itu adalah Polaroid! Apasih, Polaroid itu?
Polaroid
adalah sebuah perusahaan yang memproduksi dan merupakan pionir kamera instan
pertama di dunia Dr. Edwin Land, yang
menjadi perancang sekaligus penemu kamera instan ini akhirnya memasarkan produk
kamera ini pada tahun 1947 dengan merek dagang Polaroid.
Menurut Wikipedia, kamera Polaroid adalah model
kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan kameranya setelah
melakukan pemotretan. Kamera Polaroid ini menggunakan film khusus yang dinamakan film
Polaroid. Oke, next!
---------------------------
Lalu, apa itu Instax?
Instax
adalah kamera instan yang diproduksi oleh perusahaan Fujifilm. Pertama kali
Instax dirilis pada tahun 1998 dengan seri Instax Mini 10. Fujifilm terus
berinovasi untuk menciptakan Instax dalam berbagai seri dan model yang semakin
dicintai para konsumen. Setahun setelah seri Instax Mini 10, yaitu pada Mei
1999 dirilislah versi Wide dan
kemudian pada tahun 2017 mengeluarkan Instax format Square yang akhirnya dinamakan Instax
Square.
---------------------------
Apa perbedaan Polaroid dan Instax?
Whoaaa,
tentu berbeda, dong!
Tentu kamu
bisa mulai menyimpulkan dengan membaca perbedaan diatas, dong. Hihi.
Seiring
perkembangan kamera digital, akhirnya Polaroid mengakui kekalahannya dan
memberhentikan produksi sekitar tahun 2008. Tentu semakin berkembangnya zaman,
manusia semakin ingin yang lebih praktis. Terlebih untuk memiliki sebuah kamera
instan tidak semurah memiliki kamera digital, bukan karena kamera digital
murahan. Tentu bukan itu maksudku (:
Namun
berbeda dengan Fujifilm yang tidak ingin menyerah dengan perkembangan zaman kamera,
Fujifilm terus meningkatkan kualitas dan terus berinovasi agar Instax ini tetap
bertahan dan terus disukai oleh semua kalangan terutama para anak muda.
Berikut
perbedaan spesifik antara Polaroid dan Instax;
1. Instax
memakai baterai AA dan kameranya akan tetap menyala meskipun tidak memiliki film. Berbeda dengan Polaroid,
baterainya menyatu dengan film yang
membuat kamera tidak akan menyala jika tidak memiliki film didalamnya.
2. Frame foto yang diproduksi oleh Polaroid
hanya berwarna putih, sementara Instax menawarkan berbagai jenis warna seperti
warna putih, hitam, pink, biru dan juga ada banyak motif-motif lucu!
3. Kualitas
warna yang dihasilkan Instax nyaris mirip dengan objek yang di foto, sementara
Polaroid dirancang untuk menghasilkan foto yang lebih eksploratif dan klasik.
![]() |
Dok. Pribadi -- aku jepretnya pertengahan bulan April |
------------------------------
Harga Instant
Camera beserta film-nya.
Waaahh,
mari kita lihat perbedaan harga kedua kamera ini!
Karena aku
bukan pengguna dan tidak pernah menemukan kamera Polaroid, jadi aku sedikit searching mengenai harga kamera ini. Dari hasilnya, kamera ini harganya mulai dari 3jutaan. Lumayan expensive.
Sementara
untuk kamera Instax ini mungkin aku sudah hampir ratusan kali cari tahu soal
harganya, entah itu lewat internet atau berkunjung langsung ke tokonya karena berhubung sejak SMA aku kepingin banget untuk memilikinya. Hehe.
Kamera Instax ini harganya mulai dari 900ribuan untuk seri Instax Mini 10, produk kamera instan pertama dari Fujifilm. Tentu beda tipe beda harga. Dan diantara semua seri produk kamera instan dari Fujifilm ini, yang paling murah adalah seri Instax Mini 10 ini. Mungkin di lain kesempatan aku akan menuliskan produk kamera Instax diikuti rincian seri-serinya beserta perbedaannya, entah itu hasilnya atau fitur-fiturnya.
Kamera Instax ini harganya mulai dari 900ribuan untuk seri Instax Mini 10, produk kamera instan pertama dari Fujifilm. Tentu beda tipe beda harga. Dan diantara semua seri produk kamera instan dari Fujifilm ini, yang paling murah adalah seri Instax Mini 10 ini. Mungkin di lain kesempatan aku akan menuliskan produk kamera Instax diikuti rincian seri-serinya beserta perbedaannya, entah itu hasilnya atau fitur-fiturnya.
Lalu bagaimana dengan film-nya?
Polaroid
yang hanya memiliki frame berwarna
putih ini sangat jauh berkali lipat harganya dibandingkan Instax, yaitu senilai 450ribuan per
8 lembarnya. Lumayan mahal, yeaaa (: (elus-elus dada, sabaarr).
Kalau
Instax sendiri, harganya senilai 100ribuan untuk frame putihnya tergantung ukurannya. Semisal, untuk ukuran portrait/landscape harganya hanya 100
ribu. Tapi untuk ukuran wide/square biasanya
120ribuan. Tentu berbeda lagi jika frame-nya
bermotif atau berwarna selain warna putih, harganya mulai dari 150ribuan. Dan kamu
bisa mendapatkan film-film ini
tentunya di outlet resmi Fujifilm atau toko yang menjual kamera Instax.
-------------------------------
Kelebihan menggunakan Instax
Aku sudah
mengenal dan memakai kamera Instax ini sejak akhir tahun 2016. Aku emang sudah
lama tergila-gila dan begitu menyukai kamera Instax ini. So, aku emang
benar-benar memberikan honest review, yang apa adanya.
Pertama,
sangat elegan. Entah kenapa tapi menggantung atau menempelkan hasil-hasil
kamera instan ini pada dinding terlihat begitu keren dan tentu instagramable. Banyak yang berkreasi
menghias kamar-kamar menggunakan hasil kamera instan ini, bisa dilihat di
berbagai sosial media.
Kedua,
tidak ribet tentunya. Menggunakan kamera instan tentu langsung bisa memiliki
fotonya, berbeda dengan kamera digital yang hasil fotonya harus dipindahkan
lagi ke laptop lalu ke flashdisk lalu
dicetak dan menunggu cukup lama untuk melihat hasilnya.
Ketiga,
warnanya. Aku suka banget buat foto-foto alam atau benda-benda menggunakan
kamera Instax. Dan hasilnya 95 persen sama dengan objek yang aku foto. Intinya,
aku jatuh cinta banget sama Instax, hihihi.
Keempat, aku suka dengan berbagai model kameranya. Dan plus-nya lagi, Fujifilm mengeluarkan beberapa produk kamera instan yang cukup limited seperti seri Snoopy, Hello Kitty, Gudetama, dan lainnya. Dan honestly, jika punya produk yang limited aku akan merasa begitu beruntung dan spesial memilikinya. Hohoho.
![]() |
google.com |
Kelima, dan yang paling utama juga yang paling plus menurut aku adalah; bertahan lama! Setiap jepretan tentu ditujukan sebagai kenangan untuk masa depan. Foto digital yang dicetak mungkin hanya bertahan sekitar setahunan dan akan mulai pudar warnanya (ini jika disimpan di tempat terbuka bukan album/bingkai, ya), dan jika sudah bertahun-tahun baik itu disimpan di album atau dimanapun, bisa rusak atau timbul noda kecokelatan. Berbeda dengan hasil kamera instan ini, disimpan bertahun-tahun pun insya Allah akan tetap sama warna fotonya. Too love this camera!
![]() |
Foto ini diabadikan saat masa-masa UN SMA, tepatnya tahun 2017 |
-----------------------------------
Kekurangan menggunakan Instax
Tentu produk
sebagus apapun pasti memiliki kekurangan, dong. Termasuk kamera Instax ini.
Pertama,
hasilnya bisa jadi lebih gelap atau lebih terang. Ini sering terjadi, tidak bisa kita pungkiri.
![]() |
Dok. Pribadi |
Kedua,
hasilnya hitam/putih saja. Atau bisa dibilang blank. Ini biasanya terjadi karena
Ketiga,
posisi yang diinginkan tidak sesuai. Ini yang paling sering terjadi, terutama padaku (":. Biasanya ingin menjepret objek pas ditengah, hasilnya malah objeknya lebih ke kiri atau ke kanan. Ini juga sering menjadi problema ketika ingin take a selfie, entah hasilnya akan berwajah setengah atau banyak space kosong disalah satu sudut. Contohnya seperti dibawah ini wkwkwk;
![]() |
Dok. Pribadi |
Jadi guys, untuk memakai kamera ini amatlah berbeda
dengan memakai kamera biasa yang langsung jepret tanpa mikir alias sebodo amat
kalau yang mau di foto belum siap, karena selain film Polaroid-nya yang cukup limit dalam satu pack, harganya pun lumayan menguras dompet.
Tapi meskipun lumayan expensive, aku tidak pernah kapok untuk mengabadikan momen memakai Instax ini. Overall, i love it very much!
Rate: 4,5/5!
------------------------
#SetiapHariBerkarya
Warm Regards,
Alfardwi.
Komentar
Posting Komentar